|| Kridawisata Tourism & Hotel Training Center ||
  Teaching Factory
 

PROFIL SMK KRIDAWISATA

  MIMPI KECIL YANG MENJADI KENYATAAN :

PENDAHULUAN

MENERAPKAN TEACHING FACTORY DI SMK KRIDAWISATA

Saya memulai uraian ini dengan mengulas 2 cerita. Hanya 2 cerita dari sekian kisah "orang kecil" yang saya alami selama 17 tahun mengabdi di Kridawisata. Lembaga Pendidikan ini telah berhasil menamatkan ribuan ahli yang sudah bekerja di bidang pariwisata dan sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan "wong cilik". Kisah-kisah tersebut telah melahirkan sebuah mimpi dalam diri saya, untuk dijadikan kenyataan.

Pertama: pada tahun 1992 saya ikut mengajar di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata Kridawisata untuk mata kuliah Food and Beverage Service, sesuai dengan kompetensi saya. Saya selalu masuk ke kelas Perhotelan I session 1 tepat pukul 14.30. Menurut pengamatan saya, ternyata ada seorang peserta didik yang selalu terlambat masuk sekitar 30 menit. Suatu hari saya memanggilnya untuk mengetahui sebabnya. Saya mengajaknya duduk santai sambil mengobrol sejenak.. Ahirnya saya sampai pada tujuan pokok pembicaraan yaitu : mengapa ia selalu terlambat. Saya tersentak oleh jawabannya: "Maaf Ibu, kalau saya tidak terlambat, saya tidak bisa ikut sekolah. Saya bisa makan dan sekolah karena saya menjadi kenek mokrolet dari pagi hingga pukul 15.00." Saya memahami masalahnya dan sangat mengaguminya. Kini ia menjadi staf karyawan sebuah hotel besar

Kedua: pada tahun 1994 seorang mahasiswa di tempat yang sama ternyata menunggak seluruh SPP selama satu tahun. Tanpa pelunasan, ia tidak diperbolehkan menerima certificat. Ia datang kepada saya dan berkata penuh harap:"Ibu, saya ingin bekerja supaya saya dan ibu saya bisa hidup. Tetapi kalau saya tidak boleh menerima certificat, mana mungkin saya bisa bekerja dan bagaimana saya bisa hidup ? Bagaimana pula caranya melunasi tunggakan SPP, karena ibu saya adalah seorang janda penjual nasi uduk kecil-kecilan?" Beberapa tahun kemudian, si mahasiswa tadi yang sudah menjadi karyawan di sebuah restoran terkenal, kembali kepada saya dan berkata: "Ibu, ini tunggakan SPP saya beberapa tahun lalu. Baru saat ini saya dapat melunasinya. Ini tidak lain adalah karena kepercayaan ibu kepada saya. Ibu berani memberikan certificat kepada saya, walaupun waktu itu saya tidak punya uang". Kembali untuk kedua kalinya saya tersentak dan bertanya kepada diri sendiri:"Kapan dan bagaimana saya bisa menolong sebanyak mungkin wong-wong cilik seperti ini?"

Maka saya diskusikan tantangan ini bersama suami dan saya ajak dia ikut bermimpi. Diskusi panjang melahirkan suatu mimpi kecil: "Andaikan suatu hari nanti kita bisa mendirikan sekolah pariwisata yang sekaligus juga sebuah hotel berkwalitas. Hotel bisa mendatangkan uang untuk mendanai sekolah, sehingga siapapun mampu masuk ke sekolah ini, karena dana akan dicari bersama dengan bekerja keras". Tetapi kami harus mulai darimana?

Begitulah awal ceriteranya. Selanjutnya didukung oleh perkembangan pariwisata yang cukup menggembirakan di Lampung, dan belajar dari pengalaman yang cukup panjang sejak 1990 dalam mengelola program satu tahun pendidikan dan pelatihan pariwisata tamatan SMA, maka pada tahun 2001 dengan dukungan dana seadanya, kami memutuskan untuk mendirikan SMK KRIDAWISATA. Modalnya bukannya beberapa M (alias Milliard rupiah) melainkan beberapa N (alias Nekad yang terencana). Tujuan utamanya adalah untuk memberi kesempatan lebih dini dan lebih leluasa kepada siswa tamatan SMP, guna menyiapkan diri secara maksimal untuk mampu berperan dalam dunia pariwisata. Waktu satu tahun bagi tamatan SMA adalah waktu yang terlalu singkat untuk mempersiapkan diri di Kridawisata, sebelum masuk ke dunia industri.

Bertolak dari pengalaman tersebut, kemasan 3 tahun di SMK plus program pematangan satu tahun pasca SMK, diyakini merupakan rentang waktu yang sangat memadai bagi siswa untuk mempersiapkan diri. Maka pada tahun pelajaran 2002-2003 Kridawisata memberanikan diri untuk memulai karya pendidikan baru dengan membuka SMK di Bandar Lampung, dimana sebelumnya sudah berdiri dua sekolah yang sama dan salah satunya adalah sekolah negeri.

Menyadari kenyataan tersebut, SMK Kridawisata dirancang untuk memiliki ciri khas yaitu menjadikan sekolah sebagai TEACHING FACTORY. Artinya: Sekolah dan unit produksi dikemas di bawah satu atap. Pembelajaran teori (30%) dilaksanakan berdampingan dengan kegiatan praktek(70 %) di unit-unit produksi yang beroperasional langsung melayani masyarakat luas sebagaimana layaknya dunia industri. Agar setiap siswa memperoleh sentuhan personal yang intensip, jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya hanya berjumlah 50 orang (untuk 2 kelas paralel.) Untuk merealisasikan ide tersebut, Kridawisata memulainya dengan mendirikan SMK Jurusan Akomodasi Perhotelah sebagai Teaching Factory yang dilengkapi dengan unit-unit produksinya sebagai berikut : 

  1. Training Hotel
  2. Training Tour & Travel
  3. Training Loundry
  4. Café Net (website: www.kridawisata.uni.cc)
  5. Kantin Sekolah
  6. Casual Training di F&B Service
  7. Catering

Semua unit ini melibatkan siswa dan guru di dalam kegiatannnya. Unit-unit inilah yang memberikan kesempatan yang sangat luas bagi siswa untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat pada umumnya dan dunia industri pada khususnya. Dan tak kalah pentingnya, unit-unit produksi ini merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan oleh sekolah. Siswa adalah peserta didik di sekolah dan sekaligus "karyawan" dari seluruh unit produksi yang dimiliki sekolah. Hal ini sangat menguntungkan kedua belah pihak, Sekolah memperoleh dana dari unit produksi dan siswa mendapat kesempatan melaksanakan kegiatan praktik yang sangat memadai dan sebagai "karyawan" siswa menikmati hasil keringatnya yaitu bebas SPP dalam setiap bulannya.

Dengan demikian, sekolah bisa meringankan beban biaya pendidikan yang harus ditanggung orangtua siswa. Sebagai contoh: Pada awal tahun pelajaran 2007-2008, partisipasi orangtua dalam membiayai pendidikan putra-putrinya hanyalah sebesar Rp. 2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk 3 tahun (dari kelas 1 sampai kelas 3). Dana ini tidak termasuk biaya yang diperlukan untuk on the job training (di hotel lain) dan evaluasi/ulangan umum. Dari keseluruhan dana tersebut diatas, sebanyak Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) dikembalikan kepada siswa dalam bentuk pakaian seragam, MOS, city tour, orientasi hotel, dan keperluan-keperluan lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, kalau unit-unit produksi ini semakin produktip, tidak mustahil biaya pendidikan tanggungan orangtua akan menjadi semakin ringan. Puji Tuhan, mimpi kami sudah menjadi kenyataan

KEGIATAN SEKOLAH PENUNJANG FACTORY TEACHING

(1) UNIT TRAINING HOTEL.

Inilah unit produksi yang pertama dan utama di SMK KRIDAWISATA. Dengan keberadaannya, siswa sungguh-sungguh disibukkan dengan jadual in house training yaitu melayani seluruh kegiatan Training Hotel, seperti misalnya : mempersiapkan kamar, melayani tilpon, memberikan information, menerima reservation, check in , room service, laundry, check out dan sebagainya.

Dalam kegiatan in house training ini, siswa kelas I akan didampingi oleh kakak kelasnya, yang bertindak seperti supervisor; sedangkan penanggung jawab akhir adalah guru produktif yang adalah juga manager unit produksi. Sebagaimana layaknya di hotel, siswa akan mendapat giliran praktek/piket dalam 3 shift yaitu: shift pagi, sore dan malam. Khusus shift malam dipercayakan kepada siswa pria. Di tempat inilah sejak hari pertama siswa sudah mulai mengenal dunia kerja yang sesungguhnya, dibawah bimbingan para senior dan para guru melalui sentuhan-sentuhan personal yang intensip.

Untuk mengontrol setiap pelaksanaan tugas secara lugas, siswa wajib mengisi lembar kehadiran dan lembar tugas yang ditandatangan oleh supervisor dan manager operasional. Untuk memancing semangat siswa dalam bertugas, setiap 6 bulan diadakan pemilihan "karyawan terbaik" dengan imbalan berupa sertifikat dan bebas dari dana evaluasi (ulangan umum). Pada saat ini Training Hotel SMK Kridawisata memiliki 8 kamar hotel (setara dengan hotel bintang I) dengan rate Rp. 150.000 – Rp.175.000 per night dan sebuah meeting room berkapasitas 100 orang, dengan sewa Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000,- per hari. Dari hari ke hari hunian hotel menunjukkan angka kenaikan yang cukup signifikan. Direncanakan, Training Hotel ini dalam waktu dekat akan memiliki sekitar 20 kamar.

(2) TRAINING TOUR & TRAVEL

Disamping materi utama perhotelan, siswa memperoleh materi tambahan berupa mata pelajaran perjalanan wisata sebagai muatan lokal. Untuk pelaksanaan prakteknya, sekolah membuka pelayanan di bidang usaha jasa pariwisata yaitu KRIDAWISATA TRAINING TOUR AND TRAVEL, yang melayani perjalanan wisata sekolah-sekolah, instansi pemerintah maupun swasta ke pelbagai tujuan wisata di Indonesia. Pada setiap kesempatan tour , siswa yang dinilai kompeten dipercaya menjadi tour guide. , Dalam kegiatan tour semacam ini, siswa berkesempatan menimba ilmu dan pengalaman langsung di lapangan. Sepanjang tour siswa belajar melayani peserta yang memiliki karakter berbeda, mengenal tempat-tempat wisata, mendapatkan uang saku, dan ikut menikmati perjalanan wisata yang kaya pesona.

Apabila siswa berhasil menyelesaikan tugasnya dengan tuntas, sekolah memberikan penghargaan berupa certificat dan diperkenankan mengikuti tour berikutnya. Kegiatan tour and travel ini sudah pasti akan mendatangkan dana yang sangat dperlukan oleh sekolah bagi seluruh kegiatan pendidikan yang berlangsung intensip non-stop 24 jam.

(3) TRAINING LOUNDRY

Memanfaatkan bantuan yang diterima dari pemerintah, SMK Kridawisata telah membangun satu unit kewirausahaan berikutnya yaitu: UNIT LOUNDRY, yang terdiri dari satu kamar loundry, mesin cuci, alat penjemuran dan setrika serta lemari-lemari penyimpanan.Unit produksi ini diperuntukkan guna melayani kebutuhan laundry training hotel Kridawisata dan melayani kebutuhan masyarakat sekitar. Dalam mempersiapkan unit ini, sekolah bekerja sama dengan Sheraton Hotel Lampung sebagai mitra kerja.

Setelah dianggap mampu, siswa aktip mencari langganan ke masyarakat sekitar yang berminat memakai jasa laundry. Dalam kegiatannya, unit ini setiap hari menugaskan 2 orang siswa,dibawah pendampingan seorang siswa senior dan pengawasan seorang guru. Dalam kegiatan unit ini, diterapkan pembagian hasil sebagai berikut: siswa mendapat bagian 20 %, OSIS 10 % dan sekolah 70%.

(4) CAFÉ NET

Disamping untuk membangun unit laundry, memanfaatkan bantuan pemerintah berupa School Grant, Kridawisata telah membangun satu unit produksi berikutnya yaitu CAFÉ NET. Unit yang menempati satu ruangan khusus ini dilengkapi dengan sejumlah komputer canggih dan perangkap internet. Sudah jelas unit ini sangat dirasakam manfaatnya oleh siswa untuk menguasai ketrampilan komputer dan mampu belajar banyak saat menjelajahi dunia internet. Unit Café Net ini juga dibuka untuk umum dengan tarip khusus anak sekolah. Disamping keuntungan yang dinikmati siswa berupa ketrampilan berkomputer dan berinternet, sekolah juga memperoleh dana untuk kelanjutan kegiatan sekolah.

(5) KANTIN SEKOLAH

Disamping kantin sekolah yang dikelola OSIS, Unit produksi Training Hotel juga memiliki kantinnya sendiri, yang operasionalnya dipercayakan kepada siswa dibawah pengawasan guru pembimbing. Tamu yang menginap di training hotel memanfaatkan keberadaan kantin tersebut. Keuntungan dari kantin ini cukup besar, karena untuk tamu dikenakan harga khusus "untuk tamu hotel".

(6) CASUAL TRAINING DI UNIT FOOD AND BEVERAGE SERVICE

Sekolah Menengah Kejuruan tidak akan mampu menghasilkan output yang handal kalau tidak memiliki relasi yang luas dengan dunia industri sebagai pendukung dan mitra kerja kegiatan sekolah. Jaringan kemitraan yang luas dengan dunia industri adalah salah satu aset maha penting bagi SMK Kridawisata. Kemitraan ini telah dibina

Sejak awal berdirinya Kridawisata dan dikembangkan terus semakin luas. setiap hari Sabtu dan Minggu banyak permintaan dari dunia industri untuk memakai jasa siswa dalam pesta-pesta di hotel atau di gedung-gedung pertemuan.

Siswa secara bergantian diberi kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman selama menjalankan casual training. Selain mendapat pengalaman kerja , siswa juga memperoleh keuntungan berupa satu kali makan dan honor yang berkisar antara Rp. 25.000 - Rp. 50.000,- dalam sekali event. Siswa berlomba mendapatkan kesempatan ini untuk berlatih mandiri: membiayai hidupnya dari cucuran keringat sendiri.

Sebuah catatan penting: siswa yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan casual training atau tour pada jam sekolah, ia diwajibkan untuk mengejar ketinggalan pembelajaran teori/praktek dengan berkonsultasi pada guru dan teman kelasnya.

(7) CATERING

Untuk melayani tamu yang menggunakan kamar hotel maupun meeting room, unit ini menyiapkan pengadaan snack dan makan. Kegiatan ini sudah barang tentu sangat membutuhkan tenaga siswa mulai dari perencanaan ,belanja, persiapan, memasak,menyajikan, service dan clear up. Dibawah bimbingan guru, unit ini sudah terbukti memberikan kontribusi yang sangat menguntungkan bagi pengalaman praktek siswa dan dana yang dibutuhkan oleh sekolah.

 

KEUNGGULAN

(1) Salah satu tujuan berdirinya SMK kridawisata adalah untuk membina siswa yang berasal dari semua golongan dan lapisan masyarakat,baik yang mampu maupun yang kurang mampu dari segi ekonomi, asalkan memiliki "kehendak baik".Artinya: kriteria yang paling pokok adalah memiliki minat yang tinggi pada bidang pariwisata, yaitu memiliki hati yang jujur dan mau bekerja keras .Dana? Ayo,cari bersama!

(2) Pada setiap sekolah kejuruan, pelaksanaan UJI KOMPETENSI adalah hal yang bersifat wajib. Maka setiap 6 bulan sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk diuji oleh pihak industri sesuai dengan jenjang kompetensi yang sudah dikuasai. Dalam hal ini sekolah selalu melibatkan industri yang berstandar international seperti halnya Sheraton Hotel – Lampung. Bahkan mulai tahun pelajaran 2007-2008, sebagian staf Hotel Sheraton Lampung akan ikut mengajar di SMK Kridawisata.

(3) Dengan menerapkan sistem pembelajaran teaching factory, ternyata siswa lebih cepat mampu memahami dan menguasai kompetensi. Kenyataan tersebut telah mendapat pengakuan dari pihak dunia usaha. Kiranya hal ini tidak terlalu sulit untuk difahami, karena sejak hari pertama masuk SMK Kridawisata, siswa langsung terjun ke dunia riil yang harus digelutinya dari hari ke hari.

(4) Jumlah siswa yang dibatasi sebanyak 25 orang per klas (2 klas paralel setiap tahunnya) akan berdampak besar pada proses pendidikan dan pelatihan. Setiap siswa akan mendapat sentuhan personal pada segala aspek kemanusiaannya secara memadai. Dengan demikian diharapkan bahwa segenap potensi setiap siswa akan dapat dikembangkan khususnya di bidang pariwisata. Disamping itu, potensi yang selalu ditumbuhkan oleh Kridawisata sejak awal adalah semangat kekeluargaan: agar setiap siswa mampu memberikan apa yang terbaik yang dimilikinya dan hal itu sungguh dihargai oleh seluruh komunitasnya .

(5) Karena hubungan yang begitu kental dengan dunia usaha, maka para tamatan Kridawisata lebih cepat memperoleh pekerjaan. Hal ini telah dibuktikan dalam catatan alumni berhasil. Salah satu faktor pendukungnya adalah karena kompetensi mereka telah diakui dalam pelbagai kontak langsung dengan dunia usaha.

(6) Unit-unit produksi ternyata telah membuka kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut serta dalam menanggung biaya sekolah . Sebagai contoh: Tamu hotel selalu disapa dan diajak untuk mengenal lebih jauh tentang visi dan missi SMK Kridawisata. Sewaktu meninggalkan hotel merekapun disapa kembalidengan ucapan: "Terimakasih. Dengan menginap di Training Hotel kami, anda ikut membiayai pendidikan siswa-siswi kami" Ternyata banyak tamu kembali untuk menjadi langganan tetap guna mendukung kelanjutan hidup SMK Kridawisata.

 

 TANTANGAN KE DEPAN

(1) Teaching factory semacam ini menuntut sekolah beaktivitas 24 jam sehari sebagaimana lazimnya sebuah hotel. Hal tersebut menuntut siswa dan guru berani menyiapkan waktu dan tenaga secara maksimal agar seluruh kegiatan bisa berjalan dengan lancar dan membutuhkan sistem manajemen yang lebih unggul dari manajemen sekolah biasa. Ternyata siswa dan guru mampu "menikmati’ jam kerja seperti ini, didasari oleh semangat kekeluargaan yang besar dan dikendalikan dengan sistem manajemen yang tepat.

(2) Sekolah ditantang untuk menjaga lingkungan yang selalu bersih, rapi, sehat dan indah, sebagaimana layaknya lingkungan sebuah hotel. Hal ini menuntut siswa dan guru bekerja ekstra keras dalam menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman.

(3) SMK Pariwisata umumnya belum banyak dikenal dan oleh karenanya belum mendapat apresiasi dari masyarakat. Guna menanggulangi hal ini, sekolah dituntut untuk terus menerus menggencarkan promosi ke tengah-tengah masyarakat dan menjalin kerja- sama dengan pemerintah khususnya departemen pariwisata.

(4) Sekolah ditantang untuk selalu berusaha mengadakan pendekatan kepada dunia industri sehingga mereka bisa menyaksikan secara langsung dan mengakui tingkatan kompetensi siswa. Pendekatan ini dapat dilaksanakan secara formal maupun informal yaitu melalui kegiatan on the job training yang dilaksanakan siswa 6 s/d 12 bulan serta melalui kegiatan casual training yang kontinyu didunia industri. Penerapan sistem factory school di SMK Kridawisata diharapkan mampu membuktikan bahwa siswa sungguh-sungguh dibuat mampu terjun ke dunia industri dengan hasil yang memuaskan.

(5) Sekolah yang akan selalu berkembang–maju adalah sekolah yang selalu berani mawas diri, nenerima kritikan dan mencari ide-ide baru sesuai dengan perkembangan jaman yang sangat cepat. Jika Kridawisata tetap bertahan untuk menjual sebuah klise yang usianya sudah 10 tahun, maka pembeli akan pergi.

(6) Sebagai teaching factory SMK Kridawisisata diharapkan mampu mengembangkan kondisi fisiknya, sebagaimana layaknya sebuah hotel. Untuk keperluan ini, diperlukan dana yang tidak sedikit. Maka KRIDAWISATA memberanikan diri menghimbau pihak pemerintah khususnya departemen Pendidikan, para pengusaha, para alumni dan masyarakat pada umumnya, untuk bersedia mengulurkan tangan dalam mengembangkan pembangunan Kridawisata, demi pelayanan yang lebih baik bagi dunia pendidikan.

(7) Kridawisata berniat untuk selalu memegang teguh motto hidup Ignatius de Loyola. Ia adalah seorang tokoh spiritual dan pendidik sejati, yang diberi kehormatan istimewa untuk menjadi pelindung karya pendidikan Kridawisata. Mottonya itu berbunyi: AD MAIOREM DEI GLORIAM, yang artinya: marilah senantiasa berjuang untuk lebih meluhurkan nama Tuhan. Caranya: melayani sesama dengan cara yang semakin baik. Semoga Kridawisata semakin mampu melayani semua lapisan masyarakat!

 

 

ein Bild

Oleh: Dra.CHR. I Gusti Ayu Candrawasih.
Kepala SMK Kridawisata).

 
  Website ini telah dikunjungi sebanyak 73817 visitors (141033 hits)  
 
Powered by : Yudhi Arie Baskoro Google PR™ - Post your Page Rank with MyGooglePageRank.com blog-indonesia Academics Blogs - Blog Top Sites robtex This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free